Semakin Piawai Menulis, Semakin Rajin Berlatih (Laporan Linggau Writing Class pertemuan ketiga)



Forum Lingkar Pena Lubuklinggau kembali membenahi kreativitas para pemudanya dalam dunia kepenulisan. Telah satu bulan penuh organisasi yang menjadi wadah bagi penulis-penulis Lubuklinggau ini mengadakan pelatihan menulis, yang bertajuk “Linggau Writing Class”. Di kelas ini, para peserta pelatihan akan memperoleh wawasan tentang tata cara menulis yang baik. Bagaimana cara menulis dengan bahasa yang indah tanpa mengabaikan kaidah/ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ya, materi pada pertemuan kali ini adalah tentang menulis yang baik, menarik, dan sesuai dengan tata bahasa dan EyD yang benar.



Sabtu, 6 Juli 2013, Linggau Writing Class (LCW) ketiga dilaksanakan di Perpustakaan Kota Lubuklinggau (lantai tiga, ruang pertemuan). Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 orang, di antaranya adalah para pelajar, mahasiswa, dan umum. Bukan hanya pemuda, tapi guru pun ada yang ikut serta.

Awalnya, para peserta LWC mengumpulkan karya yang telah dibuatnya di rumah. Hal ini dilakukan karena pada pertemua sebelumnya, para peserta dibagi dalam enam grup dan masing-masing grup diberi tugas untuk membuat karya tulis dengan tema tertentu. Setelah PR dikumpul, kemudian para peserta bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok disuruh untuk membacakan satu saja karya anggota sebagai perwakilan kelompok. Satu per satu peserta maju dan membacakan karya kelompoknya.



Setiap pembacaan karya, bisa itu cerpen maupun artikel, akan dikomentari oleh peserta lainnya (dibatasi hingga tiga komentar saja). Kali ini kelas dipandu oleh Berry Budiman, mentor KM sekaligus ketua FLP Lubuklinggau, karena pelatih tetap LCW, Benny Arnas, yang tidak bisa hadir dikarenakan urusan lain yang tidak bisa ditinggal. Setelah dikomentari, peserta yang sudah membacakan karyanya diberikan kesempatan untuk menanggapi komentar dari teman-temannya. Barulah kemudian, Kak Berry mengarahkan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan pemahaman bersama. Misalnya, bagian-bagian mana dari karya tersebut yang memiliki nilai tambah pun kekurangannya. Baik itu dari segi tema tulisan, kelogisan bahasa dan kalimat, dan penggunaan ejaan yang salah (tanda baca, kata hubung, kata depan, imbuhan), cara penyampaian, diksi yang kurang tepat, dan sebagainya.

“Kita harus memperhatikan tata bahasa dalam menulis, misalnya kata ’di’. Kata ’di’ sebagai imbuhan maka penulisannya harus serangkai dengan kata yang dilekatinya. Sedangkan ’di’ sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.” ujar Berry Budiman.

Leli Nur Indah Sari, salah satu peserta KM yang telah membacakan karya tulisnya (artikel) mengatakan bahwa ia merasa senang dengan komentar-komentar yang diberikan. Sebab dengan komentar itu, ia dapat mengetahui kesalahan dan kekurangannya dalam menulis. Sehingga, karyanya akan lebih baik dan bernilai tinggi dari sebelumnya.
“Sebaiknya, jika menulis artikel disertai dengan data-data yang mendukung argumen dan disertai pula sumber yang jelas (data diperoleh dari mana: buku, survei, observasi, dan sebagaiannya), sehingga pembaca dapat memahami topik/permasalahan yang disampaikan.” kata salah satu peserta LCW saat mengomentari karya tulis Leli.
Uniknya, setiap peserta yang memberikan komentar diberikan sticker “bintang”. Nantinya, yang mendapatkan akumulasi sticker terbanyak akan mendapatkan bonus (hadiah). Hal ini merupakan salah satu penyebab peserta KM berantusias untuk mengikuti kegiatan ini.

Kegiatan ini berakhir dengan pemberian tugas berupa karya tulis sebagai bukti kepedulian terhadap perkembangan kemampuan menulis. Betapa menyenangkan bisa berbagi pengetahuan dan menuangkan ide/perasaan kita dalam sebuah karya. Tanamkan prinsip dalam diri, “Semakin giat berlatih, semakin piawai dalam menulis”.


Oleh: Septi Wahyuni (Bendahara FLP Lubuklinggau)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Quote

“...berbuat yang terbaik pada titik di mana aku berdiri, itulah sesungguhnya sikap yang realistis.”
Andrea Hirata
“Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain menangisik kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain menyerahkan masa depan mereka kepada orang lain, tetapi kamu jangan!”
Habiburrahman El Shirazy
“Man jadda wajada
Siapa yang bersungguh - sungguh, akan berhasil”
Ahmad Fuadi

Pengikut