LINGGAU WRITING CLASS KE-4: “Berlatih Menulis Berkelompok Dengan Omnibus.”
Linggau Writing Class, yang selanjutnya disngkat menjadi LWC
adalah satu-satunta wadah yang menampung aspirasi masyarakat yang tertarik dan
berminat pada dunia kepenulisan di Kota Lubuklinggau. Kelas ini diadakan oleh
FLP Lubuklinggau yang bekerjasama Perpustakaan Kota Lubuklinggau dan Benny
Institute: penerbitan yang didirikan oleh Benny Arnas, seorang penulis asal
Lubuklinggau. LWC ini diadakan setiap minggu sekali, yaitu pada hari Kamis mulai
pukul 13.30 di Perpustakaan Kota Lubuklinggau di ruang pertemuan di lantai tiga.
Kelas ini telah
berjalan sejak beberapa minggu yang lalu, dan ini adalah minggu yang ke empat.
LWC yang ke-4 ini agaknya semakin ramai pesertanya. Kelas ini tidak hanya di
isi oleh para pelajar, mahasiswa, dan umum, tetapi juga guru-guru yang tertarik
untuk ikut berpartisipasi menghadiri kelas ini.
Hari-hari yang dilalui dalam LWC semakin menarik. Terutama pada minggu ke-4 ini. Para peserta LWC mempelajari tentang apa dan bagaimana cara membuat omnibus yang disampaikan langsung oleh pengarang handal Lubuklinggau, yaitu Bang Benny Arnas. Materi yang disampaikan oleh Bang Benny sangatlah menarik dan ia pun memiliki pembawaan yang menyenangkan. Pertemuan yang ke-4 ini Bang Bennny tak hanya menyampaikan materi tentang Omnibus, namun ia langsung meminta peserta memperakteknyanya. Dalam dunia kekaryaan, kata ini sudah tak asing lagi didengar, namun perlu kita pahami kembali supaya lebih melekat dalam benak kita semua.
Omnibus dalam
bahasa asingnya bermakna kumpulan karangan atau dapat didefinisikan yaitu
sebuah karya tulis, dapat pula diadaptasi menjadi film (contohnya: Jakarta
Magrib atau Rectoverso, dua-duanya karya anak negeri) yang dibuat secara
berjamaah. Dalam omnibus ini, semua peserta diminta untuk menuliskan karangan
singkat yang tak lebih dari 15 baris saja berdasarkan tema yang sudah
ditetapkan. Awalnya, peserta dibagi dalam kelompok dan masing-masing anggota
kelompok memiliki tema cerita yang berbeda-beda namun merupakan satu rangkaian
cerita utuh. Karangan itu kemudian dikumpulkan berdasarkan urutan cerita. Yang
menarik adalah karena omnibus ini ditulis oleh para peserta yang berbeda-beda, dan
mereka pun mesti mengikuti tema yang sudah diberikan. Maka, jika ada satu jasa
anggota yang salah menerjemahkan tema cerita atau sengaja memberi improvisasi
pada cerita maka ia akan mengubah alur cerita keseluruhan, dan kekeliruan itu
akan berdampak pada seluruh anggota di grupnya. Kami juga diberikan jangka
waktu yang sangat terbatas, para peserta pun segera ”berlari” mengejar waktu
untuk mengakhiri tulisannya.
Tema yang berbeda,
ditulis oleh pengarang yang berbeda namun sebenarnya merupakan rangkaian tema
yang satu, karangan seperti itulah yang dikatakan Omnibus.
Setiap pertemuan
pada LWC selalu saja menarik dan berkesan bagi pesertanya. Bang Benny
menyampaikan materi secara jelas, pun tentang makna dan tujuan mengapa materi
itu yang disampaikan, kemudian langsung mempraktikkannya bersama-sama.
Setiap minggunya,
kami sebagai peserta LWC akan mempelajari materi yang berbeda-beda dan menarik.
Yang membuat kelas ini seru, tentu bukan sekedar materi-materinya yang sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis kita, namun juga ada mentoring
tentang mindset menulis dan proses kreatif pengkaryaan itu sendiri, baik itu
dari Bang Benny Arnas maupun Bang Berry Budiman, ketua FLP Lubuklinggau yang
pula merupakan salah satu pencetus lahirnya LWC ini.
Sering sekali
kita menulis namun tak tahu jenis tulisan kita sendiri. Nah di kelas menulis
inilah kita bisa mengetahui di mana bakat menulis kita yang sebenarnya. Menulis
memang tak harus menunggu mood namun memang harus dipaksakan. ”Jangan pernah
bilang kamu seorang penulis jika kamu tak punya jadwal untuk menulis,“ itu
adalah kata-kata andalan bang Benny yang dapat mengobarkan bara semangat para
penuslis.
Mari bergabung
bersama kami!
Oleh: Zaumiyah
Dhongseah
*Ikuti Grup
Linggau Writing Class di FB, ssshhhttt... hanya untuk member LWC lho.
03.02
|
Label:
Kegiatan FLP
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Quote
“...berbuat yang terbaik pada titik di mana aku berdiri, itulah sesungguhnya sikap yang realistis.”
― Andrea Hirata
“Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain menangisik kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain menyerahkan masa depan mereka kepada orang lain, tetapi kamu jangan!”
― Habiburrahman El Shirazy
“Man jadda wajada
Siapa yang bersungguh - sungguh, akan berhasil”
― Ahmad Fuadi
― Andrea Hirata
“Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain menangisik kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan!
Biarkan orang lain menyerahkan masa depan mereka kepada orang lain, tetapi kamu jangan!”
― Habiburrahman El Shirazy
“Man jadda wajada
Siapa yang bersungguh - sungguh, akan berhasil”
― Ahmad Fuadi
0 komentar:
Posting Komentar